19 Nov 2012

Taylor Swift Story: We Were Happy

oke, jadi gini yakkk. Sebenernya itu gue banyak bikin fanfiction, tapi belum ada yang selesai dan baru fanfic tentang Taylor Swift yang selesai. Jadi, kalau kalian memang ingin membacanya monggo kalau gak juga gakpapa :D happy reading guys and welcome to my real imagination world!

-Part 3-

Cast: - Taylor Swift (Tay)
         - Taylor Lautner (Taylor)
         - Bianca Roberts (Bee)
         - Sam Goodie (Taylor's teammates in basketball)

~ Part 4: Accident ~

“yasudah, ayo Tay… nanti kau di cariin orang tuamu” kata Taylor pasrah. Karena kalau sahabatnya sudah memutuskan tidak ada yang bisa merubahnya “kau yakin Bee?” tanya Tay yang masih ragu “iya, sudah sana naik” jawab Bee dengan senyuman. “hati-hatinya” ucap Bee dengan senyum puas.

Bee pun berjalan sendiri menuju rumahnya yang lumayan jauh. Tapi itu tak masalah untuknya, disuruh berjalan 10km pun dia mau.

“terima kasih Taylor,” ucap Tay saat sudah tiba didepan rumahnya “sama-sama,” jawab Taylor. Tay pun berjalan masuki rumah dengan sangat lamban “hm Tay!!” ucap Taylor tiba-tiba dan Tay berbalik dengan senyuman “ada apa?” balasnya. Taylor menunjuk kearah kepalanya, “helm!” teriak Taylor. Tay langsung tersenyum malu “bodohnya diriku” ucapnya dalam hati “terima kasih, hati-hati ya” ucap Taylor saat menerima helmnya.

***

Sudah 13 hari Tay sekolah di DHSM dan memang, kecantikan dan kepintarannya bermain musik menjadikan dirinya terkenal. Sampai saat ini ia sudah menguasai 4 instrumen: gitar, piano, banjo, dan ukulele serta suara indahnya saat bernyanyi.

“kau tahu? Hari ini adalah hari ke 13 aku sekolah disini” kata Tay gembira “oh ya? Aku tak tahu, kau menghitungnya?” tanya Bee. Tay mengangguk. Sekarang mereka sedang berada dikantin “13 adalah angka keberuntunganku,” lanjut Tay “oh yaa? Semoga kau beruntung hari ini” ucap Bee cuek dan melanjutkan makannya. Akhir-akhir ini sikapnya sudah mulai berubah semenjak berteman dengan Tay. “yaa, semoga” balas Tay.

Selesai makan dikantin, Tay mau ke perpustakaan dan meminta Bee untuk menemaninya. Dengan senang hati Bee menemaninya. Tay ingin mencari beberapa pengetahuan soal musik bukan dari pelajaran yang guru-guru kasih, dia suka jika dia mencarinya ditempat lain, seperti buku-buku di perpustakaan.

*BUUKK*

Suara itu mengagetkan semua orang dan Bee. Dia kaget karena temannya Tay terkena lemparan bola basket “Tay, Tay, kau tak apa?” ucap Bee berusaha membangunkan Tay yang sudah pingsan “TAY?” kata Taylor kaget melihat Tay tergeletak dilantai “ohh, jadi kamu yang melempar bola ini?” tanya Bee segera berdiri melihat Taylor datang “aku tak tahu, aku mau melempar bola itu ke Sam, namun meleset” jelas Taylor “sudah, cepat bawa dia ke UKS!” kata Bee.

Tay pun di gendong Taylor. Sampai di UKS, Tay segera diperiksa oleh dokter jaga. Wajah Taylor sangat panik melihat Tay tergeletak karena ulahnya. “sudahlah, tak udah panik seperti itu. kurasa dia hanya pingsan” kata Bee menenangkan Taylor “tenang? Mana bisa aku tenang Bee! Dia seperti ini karena aku” ucap Taylor merasa bersalah. Dokterpun keluar dari ruangan UKS “bagaimana keadaannya dok?” tanya Taylor dengan cepat.



---TO BE CONTINUED---


gimana tuh keadaan Tay? Lautner kayaknya khawatir banget yaa :') wait for the next part yaa ;)
gimana?? hahaha boring yakk? maap dehh :) kan baru pertama kali bikin fanfiction yang ber-part-part terus di share ke blog lagi :D
please FEEDBACK, COMENTS, or mention to @jamilajuwita about this fanfiction :)

xoxo,
Jamila


17 Nov 2012

Taylor Swift Story: "We Were Happy"


oke, jadi gini yakkk. Sebenernya itu gue banyak bikin fanfiction, tapi belum ada yang selesai dan baru fanfic tentang Taylor Swift yang selesai. Jadi, kalau kalian memang ingin membacanya monggo kalau gak juga gakpapa :D happy reading guys and welcome to my real imagination world!

-Part 2-

Cast: - Taylor Swift (Tay)
         - Taylor Lautner (Taylor)
         - Bianca Roberts (Bee)

~ Part 3: Awkward ~

“iya aku yakin, aku mau kesana” kata Bee sambil menunjuk tempat kecil yang sudah penuh dengan anak-anak “ngapain kau disana?” tanya Tay merasa aneh “aku mengajar disana Tay. Biasanya aku bersama Taylor, Taylor Lautner. Dia sahabatku yang membantuku” jelas Bee “boleh aku ikut kamu?” kata Tay “hah? Kau kan bersama supirmu, nanti kalau kau ikut bagaimana dengan supirmu?” tanya Bee “tak apa” kata Tay “pak nanti kalau mama menanyakan aku, bilang saja aku belajar bersama dengan temanku” lanjut Tay kepada supirnya. Supirnya mengangguk dan Tay turun bersama Bee menuju sekolah kecil tersebut.

Tay dan Bee mengajar anak-anak ini sambil tertawa-tawa dan sangat menikmati suasananya. “jadi selama ini kau dan Tay-lor mengajar anak-anak ini setiap pulang sekolah?” tanya Tay yang sedikit canggung dengan berbicara nama Taylor “iya, mereka anak yang sangat asyik dan dari sini aku bisa mengerti artinya kehidupan” jawab Bee “ini semua kau yang tanggung?” tanya Tay lagi “sebenarnya sih memakai dana kedua orang tuaku, tapi aku berusaha membantunya dari uang sakuku sendiri” jawab Bee “kau sengat baik,” kagum Tay.

“hai!! Apa kabar kalian?” teriak seseorang yang mengagetkan Bee dan Tay yang sedang berada diatas pohon. “ohh kamu Taylor,” kata Bee yang segera turun kebawah disusul Tay “hai,” sapa Tay dengan senyuman “h-hai, kau Ta-Taylor kan?” balas Taylor dengan gugup “haha iya, jadi kau yang namanya Taylor. Maksudku Taylor Lautner” ucap Tay. dan kedua Taylor ini bingung harus memanggil nama mereka masing-masing “oke, dari pada bingung… aku memanggil Taylor Lautner dengan Taylor dan aku memanggil Taylor Swift dengan Tay. walaupun aku masih bingung dengan nama kalian” kata Bee disertai tertawa dan Taylor serta Tay juga tertawa.

“kau telat Taylor, baru saja kita selesai ngejar” lanjut Bee “maaf, aku tadi ada urusan sebentar” jawab Taylor “maaf, kayaknya aku harus segera pulang. Terima kasih Bee, kau sudah membawaku ke tempat ini” kata Tay tiba-tiba “tak apa Tay, kau pulang pakai apa?” tanya Bee lagi “mungkin aku akan menunggu taksi,” jawab Tay “hmm, taksi disini jarang” balas Bee “oh ya? Yasudah aku akan menelpon supirku” ucap Taylor sambil mengeluarkan handphonenya “tak usah. Kau akan merepotkannya, lebih baik kau saja yang mengantar Tay” kata Bee melarang Tay dan menunjuk Taylor untuk mengantarkan Tay pulang “a-aku?” jawab Taylor kaget “kau tak mau? Kasihan dia pulang sendirian,” ucap Bee lagi “tidak, tidak usah. Biar aku menelpon supirku” kata Tay “kau akan merepotkan supirmu Tay, biarkan Taylor mengantarmu” ucap Bee lagi.

Memang Taylor membawa motor dari sekolah dan motor itu sudah tak bisa lepas dari dirinya. Dimotor itu juga ada 2 helm, yang 1 untuk Taylor dan yang 1 disiapkan Taylor untuk sahabatnya, Bee. “lagian helmnya juga ada 2 kan?” kata Bee “iya, tapi kau? Nanti kau pulang pakai apa?” tanya Taylor “tak usah pikirkan aku, aku bisa pulang sendiri” jawab Bee cuek “sudah sana, waktu terus berjalan… tak ada waktu untuk berfikir” lanjut Bee “t-ta-tapi…” ucap Tay masih sedikit menolak.




---TO BE CONTINUED---


nah... nah... Tay mau gak yaa dianterin sama si abang Lautner yang ganteng? haha wait for the next part :p
gimana?? hahaha boring yakk? maap dehh :) kan baru pertama kali bikin fanfiction yang ber-part-part terus di share ke blog lagi :D
please FEEDBACK, COMENTS, or mention to @jamilajuwita about this fanfiction :)

-Part 4-

xoxo,

Jamila

Taylor Swift Story: "We Were Happy"


oke, jadi gini yakkk. Sebenernya itu gue banyak bikin fanfiction, tapi belum ada yang selesai dan baru fanfic tentang Taylor Swift yang selesai. Jadi, kalau kalian memang ingin membacanya monggo kalau gak juga gakpapa :D happy reading guys and welcome to my real imagination world!

-Part 1-

Cast: - Taylor Swift (Tay)
         - Taylor Lautner (Taylor)
         - Bianca Roberts (Bee)
         - Joe Jonas (Joe)

~ Part 2: Got A New Friend ~

“oke, aku mau. Tapi apakah kau tidak takut aku melakukan sesuatu yang jahat kepadamu?” balas Bee lagi “aku tidak yakin kau melakukan itu. Boleh aku duduk disini?” tanya Tay dan Bee mengagguk. Baru kali ini ada seseorang yang percaya dengan Bee, karena selama ini banyak semua orang berfikiran Bee aneh. Tapi walau seperti itu, Bee memiliki banyak teman.

Bel pulang sekolah pun berbunyi dan semua murid siap-siap untuk pulang kerumah masing-masing.

“hai Joe, apa ada kau menelponku?” tanya Tay di telpon kepada Joe “aku hanya kangen dengan suaramu, bagaimana dengan hari pertamamu disekolah?” balas Joe “haha kau bisa saja, seperti biasa… tapi aku mendapatkan teman baru” jawab Tay “teman? Siapa?” tanya Joe penasaran “Bianca, dia sebenarnya anak jahil disekolahku. Tapi aku yakin dia orang baik” jawab Tay “hati-hati yaa kamu disana. Nanti kalau aku ada waktu, aku akan menemuimu” kata Joe sangat khawatir “iya, kau juga yaa” balas Tay dan itu menjadi penutup pembicaran mereka di telpon.

Joe, dia laki-laki yang sedang mengisi hati Tay. Dia laki-laki yang selalu membuat Tay bahagia dan sekarang Tay berpisah dengan Joe karena dia sedang sekolah dan Joe sekolah ditempat yang berbeda. Walau seperti itu, hubungan mereka tetap baik-baik saja.

Ditempat yang berbeda Bee bersama Taylor sedang mengajari anak di sekolah yang sengaja dibuat Bee untuk anak-anak yang kurang mampu. Segalanya di tanggung oleh Bee dan itu juga menjadi alasan mengapa Taylor senang berteman dengan Bee, dia anak yang sangat rendah hati dan memerhatikan sesamanya.

Setelah selesai mengajar, Bee dan Taylor naik kerumah pohon yang mereka buat. “kau tahu anak baru yang bernama Taylor kan?” ucap Bee “ya, dia gadis yang cantik” balas Taylor “kau suka dengannya yaa?” tanya Bee iseng “haha? Aku? Tidak, tapi mungkin saja” jawab Taylor cuek “tadi dia menghampiriku saat aku dikantin” kata Bee “untuk apa?” tanya Taylor “Ms. Shanti menyuruhnya untuk menemuiku dan memintaku untuk menunjukan tempat-tempat disekolah. Dan kau tahu apa yang di bilang Ms. Shanti?” tanya Bee. Taylor menggeleng. “dia bilang kalau aku sudah mengetahui seluruh tempat disekolah karena aku sudah melakukan semua kejahilanku di seluruh sekolah,” lanjut Bee sambil berwajah sebal. Taylor tertawa kencang mendengar perkataan sahabatnya itu.

***

“hey, kamu sedang menunggu apa?” sapa seseorang kepada Bee “hah? Kau lagi Tay? Aku tidak menunggu siapa-siapa” jawab Bee “mau pulang bareng?” tanya Tay. Tay memang dijemput dengan supirnya “tidak, terima kasih. Aku jalan sendiri saja bisa kok“ jawab Bee “ahh, tidak usah malu. Kau kan juga temanku, ayo masuk” balas Tay dan membuka pintu mobilnya. Bee merasa tidak enak dengan Tay, dia wanita yang baik.

“aku berhenti disini saja” kata Bee tiba-tiba “terima kasih Tay atas tumpangannya,” lanjut Bee “kau yakin turun disini?” balas Tay tidak yakin.



---TO BE CONTINUED---


hayooloooo? kira-kira dimana Bee turun dan membuat Tay gak yakin yaa? haha wait for the next part :p
gimana?? hahaha boring yakk? maap dehh :) kan baru pertama kali bikin fanfiction yang ber-part-part terus di share ke blog lagi :D
please FEEDBACK, COMENTS, or mention to @jamilajuwita about this fanfiction :)

-Part 3-


xoxo,

Jamila